Abu Vulkanik Merapi Rusak Lahan Pertanian dan Perkebunan di Magelang

Abu Vulkanik Merapi Rusak Lahan Pertanian dan Perkebunan di Magelang

MAGELANG, Lingkar.news Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai melakukan pendataan areal pertanian milik warga yang terdampak erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali.

“Tentu kami akan memperhatikan lahan-lahan yang sampai saat ini terdampak erupsi Merapi kemarin. Kami akan data lagi, segera mengevaluasi apa saja yang perlu dibantu oleh pemerintah,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, di sela kunjungan kerja ke Kabupaten Magelang, pada Kamis, 17 Maret 2023.

Pemprov Jateng saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dan Klaten dalam pengumpulan data dan identifikasi kerusakan yang disebabkan erupsi Merapi.

“Berdasarkan data tersebut, kami kemudian baru bisa menentukan bantuan yang diberikan kepada petani yang lahannya terdampak erupsi Merapi,” ujarnya.

Gunung Merapi Terpantau Muntahkan 11 Kali Guguran Lava Pijar

Berdasar data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, lahan pertanian dan perkebunan yang terkena paparan abu vulkanik seluas 1.661,8 hektare.

Sebarannya di Kecamatan Sawangan seluas 1.185 hektare dan Kecamatan Dukun 476 hektare dengan jenis komoditas adalah cabai, tomat, kubis, kopi, serta sawi hijau.

“Nanti terkait dengan kerugian, kami dari pemerintah Insya Allah juga akan membantu. Bukan hanya dari pemerintah, kami juga akan mengajak kepada perusahaan yang ada di Jateng, masyarakat, untuk saling meringankan beban yang ada di sekitar Gunung Merapi,” kata dia.

Gunung Merapi Tercatat Alami 12 Kali Gempa Guguran

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Romza Ernawan dihubungi melalui telepon menambahkan Dinas Pertanian Provinsi Jateng sudah berkomunikasi dengan pihaknya terkait data kerusakan lahan pertanian.

Ia menyebut penanganan abu vulkanik di lahan pertanian hingga saat ini masih dilakukan.

“Rencananya, pembersihan masif juga akan dilakukan secara bergotong royong, antara penyuluh, gabungan kelompok tani dan perangkat desa pada 17 Maret 2023. Komoditas yang dibersihkan adalah tanaman cabai, dengan luas lahan sekitar 35 hektare. Jumlah yang terlibat diperkirakan mencapai 200 orang,” ujarnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)