PATI, Lingkarjateng.id – Musim kemarau yang seringkali disertai hujan sewaktu-waktu atau biasa disebut kemarau basah membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengimbau masyarakat untuk waspada dengan cuaca ekstrem. Dampak kemarau basah di Pati, salah satunya mengakibatkan krisis air bersih di Dukuh Puthuk.
Kepala BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan fenomena ini sebagai La Nina atau kemarau basah. Artinya musim kemarau yang disertai curah hujan cukup tinggi. Dirinya juga memprediksi musim hujan akan turun lebih cepat, yaitu di bulan Oktober.
“Menurut BMKG, ini kemarau basah. Diperkirakan Oktober nanti sudah turun hujan,” singkatnya.
Akibat cuaca ekstrem ini, beberapa wilayah di Kabupaten Pati telah mengalami kekurangan air bersih. Seperti yang terjadi di Dukuh Puthuk, Desa Triguno, Kecamatan Pucakwangi.
Meski begitu, Martinus menyebut kondisi tersebut bukanlah krisis air bersih di tengah musim kemarau, sebab kekurangan air bersih hanya terjadi di satu desa.
“Ini belum bisa dikatakan krisis air bersih, karena yang mengalami hanya satu desa, itupun hanya satu dukuh. Karena Puthuk itu tidak punya sumur. Embung yang ada di sana pun berbau jadi tidak layak konsumsi. Jika ada sumur pun airnya payau,” tambahnya.
Menurutnya, baru bisa dikatakan sebagai kekeringan jika yang mengalalmi krisis air bersih meliputi beberapa desa dan kecamatan. Wilayah Pati yang seringkali terjadi kekeringan di antaranya di Kecamatan Batangan, Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, Tambakromo, Kayen, dan Sukolilo.
“Kita belum bisa mengatakan ini kekeringan. Kita harus melihat luasannya harus empat sampai enam kecamatan baru bisa mengatakan kekeringan. Tetapi kita siapkan antisipasi baik armada dan personelnya ketika ada permohonan dari desa, kita cukupi sebisa kita,” terangnya.
Sebagai bentuk kepedulian, pihak BPBD telah menyalurkan dua tangki air bersih. Disamping itu juga ada beberapa relawan yang turut menyumbangkan air bersih. Seperti relawan Kembangjoyo yang memberikan satu tangki air bersih bagi warga Dukuh Puthuk dan warga Desa Lumbungmas, Kecamatan Pucakwangi.
Sementera itu, Ketua Relawan Kembangjoyo, Heru mengatakan bahwa penyaluran air bersih itu dilakukan untuk membantu kegiatan pemerintah untuk memenuhi warga yang mengalami kekurangan air bersih.
“Yang pertama Lumbungmas satu tangki. Terus kedua, DesaTriguno, Puthuk satu tangki. Kalau relawan hanya sekedar membantu kegiatan pemerintah untuk memenuhi warga yang terdampak,” ucap Heru. (Lingkar Network I Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)