Demo bawa Keranda, Mahasiswa Salatiga Sebut Nurani Pemerintah Mati

Demo bawa Keranda Mahasiswa Salatiga Sebut Nurani Pemerintah Mati

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Ratusan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan demo menyampaikan penolakan kebijakan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Salatiga pada Kamis, 22 September 2022. Dalam aksi demo itu, sejumlah mahasiswa juga membawa keranda dan diletakkan di kompleks DPRD setempat.

Demo yang diikuti 150 mahasiswa ini dijaga ketat aparat keamanan dari Polres Salatiga dan jajaran TNI. Akibat demo ini, sejumlah jalan ditutup dan dialihkan. Jalan Sukowati hingga 400 meter dari perempatan Surabaya Motor sampai Alun-alun Pancasila ditutup sementara kendaraan dialihkan ke Jalan Kesambi dan menembus ke Jalan Pemotongan.

Aksi massa dimulai sekitar jam 10.00 WIB dari Kampus I UIN Salatiga lalu keliling alun-alun dan masuk ke halaman DPRD Salatiga.

Dalam aksinya mahasiswa juga menggelar drama kesengsaraan rakyat sebagai representasi akibat kebijakan kenaikan BBM. Sejumlah mahasiswa membawa keranda mayat sebagai symbol kematian nurani pemerintah terkait kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang nyata-nyata menyengsarakan rakyat.

Keranda itu kemudian diletakkan di bawah patung Proklamator Ir. Soekarno yang berdiri kokoh di depan Pendapo Bung Karno kompleks DPRD Salatiga.

Selain itu, keranda mayat itu juga sebagai “hadiah” simbolis yang diberikan kepada pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Keranda mayat  ini sebagai hadiah simbolis betapa sengsaranya rakyat akibat kebijakan pemerintah atas keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi dan bukti matinya nurani pemerintah,” ujar beberapa mahasiswa sambil mengusung keranda.

Melalui aksi demo dan drama singkat itu, PMII Salatiga menuntut pemerintah agar mengkaji ulang keputusan kenaikan harga BBM.

Ketua PMII Salatiga, Mohammad Ichsan Hidayat menyampaikan bahwa aksi demo mahasiswa itu adalah suara mereka yang menolak dengan tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Selain itu, massa juga mendesak pemerintah untuk membasmi mafia minyak dan gas bumi (migas) dengan serius.

“Kami menuntut agar dilakukan pembasmian terhadap mafia BBM,”  tegasnya.

Berbuah manis, Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit menemui massa dan mengajak kedua belah pihak untuk berdialog dengan tetap dijaga aparat keamanan. Mahasiswa juga meminta Dance menandatangani surat pernyataan tuntutan mahasiswa.

“Saya tandatangani,” kata Dance. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)