Fenomena Full Moon Tak Buat Nelayan Rembang Berhenti Melaut

Fenomena Full Moon Tak Buat Nelayan Rembang Berhenti Melaut

REMBANG, Lingkarjateng.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan adanya fenomena fase bulan purnama (full moon) bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi (perigee) yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Khusus di pesisir Jawa Tengah, tepatnya Kabupaten Rembang potensi peningkatan ketinggian pasang air laut diprediksi terjadi selama sepekan mulai 7- 3 Juni. Namun peringatan tersebut tampaknya tak membuat nelayan Rembang gentar untuk melaut.

Seperti Mariyani (63), nelayan dari Desa Sukoharjo, Kecamatan Rembang yang tetap melakukan aktivitasnya mencari rajungan di laut. Menurutnya, para nelayan hanya akan berhenti melaut jika saat musim baratan tiba.

Sebab ketika musim baratan, ancaman gelombang besar dipastikan membahayakan nyawa para nelayan. Sedangkan saat ini, ia mengatakan masih musim timuran yang masih aman untuk nelayan melaut.

“Ini cuaca tidak begitu berombak, kalau ombak besar itu kalau ada angin barat laut, biasanya berbahaya untuk nelayan. Tapi kalau untuk timur laut ini tidak seberapa (ombaknya). Benar kalau pemerintah memperingatkan, tapi mungkin saja ombaknya tidak sebesar ketika musim baratan,” bebernya.

Sementara itu, nelayan rajungan lainnya Muhammad Iqro (35) mengatakan jika pendapatan utamanya berasal dari hasil melaut. Sehingga jika nelayan harian seperti dirinya tidak berangkat melaut, maka akan berdampak langsung terhadap ekonominya.

Oleh sebab itu, dirinya sama sekali tak menggubris adanya peringatan tentang peningkatan pasang air laut maksimum dari BMKG. Aktivitas melaut pun tetap ia jalani seperti biasa.

“Kalau menuruti pemerintah terus ekonominya gimana, sedangkan pemerintah tidak tahu orang-orang bawahan seperti kita. Ya tetep nekad (melaut),” ucapnya.

Dikatakannya, di kondisi musim timuran seperti ini, sekali melaut ia bisa membawa pulang uang Rp 100-200 ribu per hari. Meski begitu, diakuinya akhir-akhir ini hasil tangkapan dari jala yang disebar tidak terlalu banyak.

“Cuma sedikit-sedikit (hasil) tangkapannya,” pungkasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)