Hore, Siswa SMP di Rembang Dapat Voucher Belanja dan Doorprize

Hore Siswa SMP di Rembang Dapat Voucher Belanja dan Doorprize

REMBANG, Lingkarjateng.id – Kondisi ekonomi orang tua terkadang membuat siswa tidak mendapat jatah uang saku. Melihat kondisi tersebut, SMP N 1 Pamotan, Kabupaten Rembang memberikan voucher belanja untuk para siswa kurang mampu.

Voucher belanja itu dapat digunakan di mini market sekolah, Paguyuban Wirausaha SMP N 1 Pamotan (PWS) Mart. Tak hanya bisa dimanfaatkan untuk beli jajan, voucher tersebut dapat digunakan untuk membeli keperluan sekolah.

Kepala SMP N 1 Pamotan, Sutrisno menyampaikan program itu bermula ketika pihaknya melihat banyak anak-anak jajan ke kantin sekolah dan PWS Mart saat jam istirahat.Tapi karena kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, banyak siswa terpaksa harus menahan diri untuk tak jajan. 

Kemudian muncul ide voucher belanja, supaya bisa dipakai jajan gratis. ide tersebut kata dia bukan untuk mengajarkan budaya konsumtif, namun lebih ke ikatan batin sekolah dengan siswa.

“Suatu ketika bapak ibu guru dengar curhatan siswa tidak jajan, karena nggak punya uang saku. Ditambah ketika bapak ibu guru visit atau kunjungan ke rumah siswa, benar-benar mengetahui kondisi ekonomi keluarga, memang nggak mampu,“ kata Sutrisno.

Nilai kupon belanja mulai Rp 10 Ribu, 20 ribu hingga Rp 50 Ribu per anak, menyesuaikan kondisi yang bersangkutan. Langkah itu guna meringankan beban mereka, sekaligus membuat anak merasa nyaman berada di sekolah.

Voucher belanja diberikan setiap bulan, rata-rata ada sekira 30 anak yang mendapatkan, dengan nominal berbeda-beda.

“Karena yang layak diberi banyak ya, jadi harus gantian setiap bulannya. Kalau yang anak yatim, sudah jelas terlihat dari data identitas siswa. Tapi yang keluarga tidak mampu, berdasarkan hasil kunjungan bapak ibu guru,“ terangnya.

Selain voucher belanja, pihak sekolah juga menyiapkan voucher doorprize, umumnya diperuntukkan bagi pelajar berprestasi di sekolah maupun para pemenang lomba.

“Ini untuk memacu siswa berlomba-lomba meraih prestasi. Tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga perlombaan di luar sekolah. Isi doorprize-nya macam-macam. Kebanyakan barang elektronik,“ imbuhnya.

Sutrisno menambahkan, strategi voucher untuk siswa itu juga sekaligus membantu mengembangkan keberadaan PWS Mart. Sebab, ada timbal balik dari keuntungan yang diperoleh untuk siswa tidak mampu.

Bahkan seluruh guru dan karyawan yang berjumlah 60-an orang, wajib membeli berbagai kebutuhan pokok di PWS Mart. Belum lagi 810 siswa yang ada di SMP N I Pamotan menjadi kekuatan tersendiri. Setidaknya, perputaran uang di lingkungan sekolah akan semakin meningkat.

“PWS Mart ini kan dikelola bersama-sama. Uang muter di sekolah. Kemudian untungnya dipakai untuk kegiatan bersifat sosial, termasuk menyalurkan paket sembako kepada keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar sekolah sini,“ bebernya.

Sementara itu, salah satu siswa, Nanang, mendukung upaya dari pihak sekolah. Ia berharap program itu akan bergulir secara berkelanjutan, karena manfaatnya sungguh dirasakan.

“Namanya juga masih anak-anak ‘kan. Misal dapat voucher Rp 50 ribu, sudah pasti seneng. Per hari dipakai Rp 5 ribu, lumayan bisa untuk 10 hari,“ pungkasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)