Jelang Lebaran, Pasar Tradisional Rembang Mulai Diserbu Pengunjung

Jelang Lebaran Pasar Tradisional Rembang Mulai Diserbu Pengunjung

REMBANG, Lingkarjateng.id – Hari raya Idulfitri 1444 Hijriah tinggal belasan hari. Pengunjung pasar pun mulai ramai tak seperti biasanya. Dari pantauan di tiga pasar tradisional, yakni Pasar Rembang, Pasar Lasem dan Pasar Pamotan terjadi peningkatan jumlah pembeli yang cukup signifikan. 

Berjubelnya para pembeli tidak hanya di dalam pasar, dari luar pun area parkir terlihat penuh. Lalu lalang kendaraan yang keluar masuk area pasar jauh lebih padat. 

Salah satu pedagang Pasar Lasem, Salman Al Farisi, mengungkapkan bahwa pasar mulai ramai sejak Jumat, 7 April 2023 lalu. Rata-rata pengunjung datang untuk membeli pakaian baru dan jajanan. 

Stok Minyak Goreng Curah di Pasar Rembang Mulai Kosong

“Jumat kemarin mulai ramai, pas tanggal merah juga, terus Sabtu-Minggu ini juga masih ramai, tidak seperti biasanya.Yang paling ramai ini lapak penjual pakaian, mungkin untuk dipakai lebaran, terus pedagang jajanan, seperti kue kering dan lainnya,” ungkapnya. 

Sementara itu, pedagang Pasar Pamotan, Warih Asmarani menuturkan mulai ada peningkatan pengunjung pada pertengahan bulan Ramadan.

“Sudah ada peningkatan pengunjung, tapi tidak seramai tahun kemarin. Mungkin kalau tahun kemarin ‘kan banyak yang dapat bantuan dari pemerintah (Bantuan Langsung Tunai (BLT) karena Covid-19, ” ujarnya. 

Bikin Macet, Kendaraan Parkir Sembarangan di Pasar Induk Rembang akan Ditilang

Asmarani menambahkan meskipun belum seramai tahun lalu, penjualan jajanan seperti kue sudah mulai ramai. Orderan dari pedagang  sudah mulai ada, namun yang untuk konsumsi sendiri masih biasa. 

“Pedagang eceran sudah mulai datang kulakan, untuk dijual lagi. Tapi yang beli untuk konsumsi sendiri masih biasa,” ucapnya.

Di sisi lain, salah satu pengunjung pasar Sumarlin mengakui jalan-jalan di dalam pasar ramai, sehingga tak leluasa untuk berjalan. Jalan padat pengunjung bisa ditemui di lapak pakaian dan jajan. 

“Tadi di dalam ramai, sesek (sesak pengunjung-red). Terutama di pakaian dan jajan, ” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)