Punya Nilai Historis, Revitalisasi TRP Kartini Rembang Digarap Usai Lebaran

Punya Nilai Historis Revitalisasi TRP Kartini Rembang Digarap Usai Lebaran

REMBANG, Lingkarjateng.id – Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini Rembang masuk dalam daftar revitalisasi tahun 2023 ini. Dijadwalkan pelaksanaannya dimulai setelah hari raya idulfitri 1444 Hijriah.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz, mengatakan penataan TRP Kartini atau juga disebut Taman Kartini ini akan dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama di 2023 penataan TRP Kartini dianggarkan Rp 8 Miliar. Kemudian penataan tahap kedua diteruskan pada tahun 2024, dengan alokasi Rp 25 Miliar.

“Sehingga keberadaan Taman Kartini ini, akan mempunyai nilai ekonomi dan akan punya nilai historis yang cukup membanggakan Kabupaten Rembang,” ujarnya.

Rp 10 Miliar Disiapkan untuk Revitalisasi TRP Kartini Rembang

Selain itu, pada tahaun 2023 Pemkab Rembang juga akan merevitalisasi kawasan alun-alun. Sehingga selama pelaksanaan revitalisasi, Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-alun Kota Rembang, yang menurut rencana akan dipindah ke TRP Kartini, akan direlokasi ke depan Stadion Krida Rembang atau di Kawasan Gambiran.

Setelah TRP Kartini selesai direvitalisasi, Pemkab Rembang berencana merombak kawasan Taman Kartini sebagai pusat kuliner. Sehingga bisa menjadi kombinasi yang menarik bagi pengunjung untuk datang ke sana.

Terkendala Tempat, Relokasi PKL Alun-Alun Rembang Ditunda

Pasalnya, di situ terintegrasi antara TRP Kartini sebagai destinasi wisata dan pusat kuliner baik yang dijual di los TRP Kartini oleh PKL pindahan dari Alun-alun maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dijual di Rumah BUMN.

“Untuk menempatkan para PKL yang ada di alun-alun, akan kita tarik sini semua. Sehingga orang ke sini, melihat Rumah BUMN, cari makan, bisa rekreasi, bisa renang di sini. Ini konsep yang sudah kita rencanakan untuk 1-2 tahun ini,” bebernya.

Pejabat asal Pamotan itu menambahkan, salah satu konsep pada penataan TRP Kartini nantinya akan dibuatkan Patung RA. Kartini sebagai ikon identitas di Rembang. Sebab pahlawan nasional pejuang emansipasi wanita itu dimakamkan di Rembang. 

Setelah PKL dipindah ke destinasi wisata tertua di Rembang itu, selanjutnya Alun-Alun Kota Rembang akan difungsikan menjadi ruang publik. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)