REMBANG, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang mengklaim jika stok bantuan air bersih untuk warga saat ini masih aman. Bahkan diperkirakan masih bisa memasok bantuan air bersih hingga penghujung bulan ini.
Sebagaimana diketahui, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Rembang sejak pertengahan Agustus hingga awal September semakin meluas. Hingga saat ini, tercatat sedikitnya ada 15 ribu jiwa lebih yang dilanda krisis air bersih.
Kepala Bidang Darurat Logistik dan Rehabilitasi Rekonstruksi BPBD Rembang Puji Widodo mengungkapkan, krisis air bersih akibat kemarau sudah meluas di 13 kecamatan. Sejauh ini, bantuan air bersih sebanyak 110 tangki sudah tersalurkan kepada warga terdampak kekeringan.
“Sudah tersalurkan sejumlah 110 tangkian. Kalau melihat jumlah desa dari hari ke hari permohonan semakin banyak dari desa yang terdampak,” kata Puji Widodo saat dihubungi di Rembang, Kamis, 7 September 2023.
Ia menyebut, per Selasa, 5 September 2023 tercatat yang mengajukan bantuan droping air bersih ada sebanyak 23 desa dengan jumlah 6.113 Kepala Keluarga (KK) atau 15.533 jiwa. Meski jumlah desa yang mengajukan bantuan kian bertambah, pihaknya mengklaim stok air bersih masih aman.
Disebutkannya, stok bantuan tangki air bersih yang tersedia saat ini mencapai 400 tangki air. Diprediksi dengan jumlah tersebut, bantuan air bersih masih bisa mengakomodir warga terdampak krisis air bersih hingga akhir September.
“Persediaan stok sampai bulan akhir September. Insyaallah kami dari BPBD siap, karena masih tersedia kurang lebih 400 tangki air yang sudah kami siapkan,” imbuhnya.
Puji menambahkan, stok bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan tersebut bersumber dari APBD dan CSR. Sejauh ini, ia mengaku bahwa BPBD Rembang belum meminta bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait penanganan bencana kekeringan ini. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)