JEPARA, LINGKAR – Cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti hujan dan angin kencang mengabikbatkan banjir dan pohon tumbang. Banjir yang terjadi di Demak tepatnya di desa Karanganyar sehingga memutus jalur pantura Kudus-Demak.
Hal tersebut menjadikan peningkatan volume lalulintas karena adanya pengalihan arus lalulintas dari Demak dan Kudus melalui Jepara. Namun di Jalan Jepara – Demak juga terjadi banjir tepatnya di wilayah Mijen, Kabupaten Demak.
Kepala Satuan Lalulintas (Satlantas) Kabupaten Jepara, AKP Dionisius Yudi Christiano menjelaskan bahwa Jalur Kudus – Demak via Nalumsari – Mayong – Kalinyamatan – Welahan cukup padat dan macet panjang karena banjir yang terjadi di desa Bermi, Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. Ia juga menambahkan adanya mobil truck mogok didepan masjid Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara, sehingga macet berkepanjangan terjadi.
“Kami sudah menurunkan anggota kami dilapangan untuk membantu kelancaran arus,” katanya kepada tim Lingkar Jateng pada Rabu (20/3).
Ia menghimbau untuk pengguna kendaraan pribadi bisa melalui jalur via Purwodadi Kabupaten Grobogan. Untuk kendaraan truck, Fuso, dan kendaraan besar lainnya harap bersabar melintasi jalur ini, mengingat jalur padat dan jalan kecil.
“Sementara kami plot anggota untuk tarik arus, dan gatur (gerakan pengaturan) lalulintas sambil menunggu banjir di Mijen surut. Sehingga bisa dilalui dengan lancar,” tambahnya.
Untuk saat ini pengendara yang dari arah Jepara kota hendak menuju Demak/Semarang, tidak diperkenankan melewati jalur perempatan Gotri, kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. Hal itu, untuk meredam kemacetan dan memperlancar arus. Maka disarankan untuk melewati jalur alternatif via Pecangaan, jika tidak ingin memutar lebih jauh.
Sementara itu Kepala Seksi (Kasi) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jepara, Albert menambahkan bahwa Kendaraan bermotor yang melintasi jalan Jepara – Demak didominasi oleh kendaraan roda enam atau lebih bermuatan barang. Tingginya luapan yang terjadi di desa Bermi menjadi sebab hambatan lalulintas, karena kendaraan yang melintas berjalan secara pelan.
“Antrian panjang kendaraan bermotor terjadi dari dua arah, dari Semarang terjadi di Mijen sampai Trengguli, dan dari Kudus terjadi di Mijen sampai dengan Mayong/Nalumasari Jepara,” katanya saat memberikan keterangan kepada tim Lingkar Jateng pada Rabu (20/3).
Ia mengaku saat ini tidak bisa memperlancar arus lalulintas mengingat debit luapan air yang cukup tinggi. Ia menambahkan untuk jalur alternatifpun ikut terdampak banjir, sehingga kondisi tersebut mengakibatkan macet.
“Kami berharap bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan seperlunya saja, dan memperhatikan keselamatan berlalulintas,” harapnya.
Dalam kondisi seperti ini masyarakat diharapkan meningkatkan toleransi dalam berkendara satu sama lainnya. Karena kemacetan juga bisa menjadi faktor timbulnya marah bagi pengendara yang merasakannya. (AMINUDIN – LINGKAR)