Kekeringan Meluas, 16 Desa di Rembang Bergantung Bantuan Air Bersih

Kekeringan Meluas 16 Desa di Rembang Bergantung Bantuan Air Bersih

REMBANG, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang kembali melakukan droping air bersih, Kamis, 31 Agustus 2023. Kali ini yang mendapat giliran droping air bersih adalah Dukuh Pelem, Desa Sendangasri, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.  

Dari pantauan wartawan Lingkar, warga terlihat berbondong-bondong menghampiri truk tangki sambil membawa wadah penampungan air. Dengan menggunakan gayung, warga bergantian mengisi masing-masing wadah yang dibawa dengan air bersih.

Kepala BPBD Rembang Sri Jarwati menyampaikan, hingga per Kamis, 31 Agustus 2023 sudah ada 16 desa dari 9 kecamatan yang mengajukan bantuan droping air bersih. Total dari 16 desa tersebut ada 11.384 jiwa dari 4.873 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan. 

Ia menyebut, khusus Dukuh Palem, Desa Sendangasri, Kecamatan Lasem mendapat droping air bersih sejumlah empat tangki. Ada 250 KK atau 750 jiwa yang terdampak kekeringan di Dukuh Palem tersebut.

“Yang masuk di kami laporan lewat surat ada 16, dan 2 desa baru ada konfirmasi. Jadi masih sedang, belum parah. Mudah-mudahan tidak sampai parah,” harapnya.

Untuk menangani bencana kekeringan tahun ini, ia menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang memiliki kuota 260 tangki air bersih. Angka tersebut bisa bertambah melalui dana CSR perusahaan. 

“Terkait bencana menjadi tanggung jawab bersama. Seperti saat ini kita ada droping air bersama CSR, itu kerja sama dengan kita,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sendangasri Amin mengatakan, jika Desa Sendangasri khususnya Dukuh Pelem memang menjadi langganan kekeringan tiap tahun. Bahkan tahun 2022 yang merupakan kemarau basah, dukuh tersebut tetap mengalami kekeringan. 

“Setiap tahun itu biasanya akhir bulan Juli memasuki Agustus ini, Dukuh Pelem pasti kekeringan. Untuk itu, dari pemerintah desa berupaya mencari bantuan,” ucap Amin.

Ia menambahkan, sumber air yang digunakan sehari-hari warga Dukuh Pelem berasal dari sumur. Jika musim kemarau seperti saat ini, sumur-sumur milik warga  mengering semua.

“Sumber airnya dari sumur, tapi kalau sekarang ini sudah kering semua, tidak ada air,” keluhnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)