Sepanjang 2022, Produksi Garam di Rembang Anjlok 50 Persen

Sepanjang 2022 Produksi Garam di Rembang Anjlok 50 Persen

REMBANG, Lingkarjateng.id – Sepanjang tahun 2022 produksi garam di Kabupaten Rembang mengalami penurunan. Faktor cuaca ditengarai menjadi penyebab utama menurunnya produksi garam para petani.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Rembang, Sofyan Cholid, menyampaikan bahwa faktor utama turunnya produksi garam di Kabupaten Rembang diakibatkan karena cuaca. Kondisi cuaca kemarau basah menyebabkan banyak petani tambak beralih ke sektor lain.

“Faktor cuaca kemarau basah dan pendek sehingga petani garam hanya sebagian kecil yang memproduksi garam tahun ini,” katanya.

Cholid menerangkan, petani tambak garam pada tahun ini baru mulai memproduksi garam di bulan Agustus sampai Desember. Dengan hasil produksi garam mencapai 45.467 ton.

Jumlah tersebut, lanjutnya, mengalami penurunan sekitar 50 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 produksi garam mencapai 98.767 ton, sedangkan tahun ini hingga bulan Desember hanya 45.467 ton.

“Produksi sekarang turun dari tahun 2021 kisaran 50 persen. Hingga sampai saat ini bulan Desember 2022 hasil produksi garam sebanyak 45.467 ton,” terangnya.

Sementara itu harga garam di Kabupaten Rembang bulan Desember juga mulai melandai. Dari kualitas A seharga Rp2.800 per kilogram hingga kualitas garam B dengan harga Rp2.700 per kilogram.

Pasalnya harga garam pada bulan Oktober sempat naik Rp 400 per kilogram menjadi sekitar Rp3.200 per kilogram.

“Harga garam untuk bulan Desember per kilogram rata-rata Rp2.700 sampai dengan Rp2.800 per kilogram” ungkapnya.

Pihaknya menambahkan, melandainya harga garam membuat para pengusaha menyimpan stok garam untuk sementara waktu. Saat harga garam grosok mulai merangkak naik, mereka baru menjual garam simpanannya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)