Tren Urban Farming Jadi Solusi Kreatif Cegah Stunting di Rembang

Urban Farming Jadi Solusi Kreatif Cegah Stunting di Rembang

REMBANG, Lingkarjateng.id – Di tengah minimnya kesadaran akan pentingnya pola makan sehat, urban farming atau bertani di area rumah telah menjadi tren baru di Kabupaten Rembang. Praktik ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga diyakini dapat mencegah stunting.

Masyarakat di Kabupaten Rembang Rembang, termasuk pemerintah setempat makin aktif dalam mengubah lahan pekarangan menjadi lahan hijau yang produktif. Hal ini sejalan dengan upaya pemberdayaan tanaman sayuran untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto mengatakan urban farming menjadi fokus utama di wilayah Kecamatan Rembang dan Kecamatan Lasem. Ini karena banyak kompleks perkantoran dan pertokoan modern yang minim lahan pertanian.

“Kami mendorong pertanian agar tetap eksis di Rembang melalui kelompok warga tani (KWT) yang tinggal di perkotaan,” ucap Agus di Rembang, Rabu, 28 Februari 2024.

Meskipun hidup di kota dengan keterbatasan lahan, menurut dia, masyarakat tetap bisa menanam tanaman di halaman rumah. Ia memandang, urban farming tidak hanya menjadi tren tetapi juga solusi kreatif dalam menghadapi masalah kekurangan gizi dan stunting.

“Manfaat urban farming sangatlah beragam. Selain menambah keindahan halaman rumah, juga menyediakan tambahan gizi bagi rumah tangga. Selain itu, penghijauan yang dihasilkan dapat menyediakan oksigen yang baik bagi lingkungan serta mengurangi polusi udara,” tuturnya.

Ia berharap, dengan masifnya praktik urban farming dapat tercipta lingkungan yang sejuk, asri, dan menyehatkan bagi masyarakat.

“Selain itu, urban farming juga menjadi langkah preventif yang efektif dalam mencegah stunting pada anak-anak serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” imbuhnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)