Bertemu Petani di Rembang, Ganjar Janji Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Bertemu Petani di Rembang Ganjar Janji Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

REMBANG, Lingkar.news – Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo melakukan safari politiknya ke Kabupaten Rembang dengan menemui kalangan petani dan nelayan, Kamis, 4 Januari 2023. Agenda pertemuan dengan petani Rembang dilakukan di Desa Sulang, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang.

Ganjar dan rombongan tiba di lokasi pukul 13.00 WIB menggunakan mobil Innova berpelat nomor B 1573 DOE. Pertemuan yang dihadiri sekitar 500 warga petani itu berlangsung di sebuah perkebunan.

Kader PDI Perjuangan ini mengenakan caping pemberian salah satu warga yang hadir di lokasi. Caping itu berwarna coklat muda, bertulis “Petani Sulang” pada bagian atasnya.

Saat tiba di lokasi, peserta yang didominasi oleh kalangan emak-emak itu pun menyambut Ganjar dengan antusias. Ada di antaranya yang meneriaki “Pak Ganjar Presiden”.

Usai menyapa dan berdialog dengan warga kalangan petani, Ganjar menyebut kurangnya pupuk subsidi dan harga hasil pertanian yang murah menjadi problematika petani hampir di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Rembang. Keluhan tersebut selalu didapatkan setiap bertemu dengan petani. 

“Tadi saya juga ketemu petani di Blora, sambate yo podo pupuk kurang. Saya kemarin keliling Indonesia, saya tanya kepada petani di titik Indonesia yang saya kunjungi ternyata nasibnya sama. Sama-sama kurang (pupuk subsidi), makanya kita bicara subsidi pupuk untuk petani harus ditambah,” ucap Ganjar.

Di samping itu, Ganjar juga menanggapi minimnya generasi muda yang berkeinginan kerja menjadi petani. Alasan tidak ingin kerja kasaran, kotor-kotoran, dan panas-panasan masih menjadi ganjalan para generasi muda ogah jadi petani.  

Jika sudah demikian, dirinya mendorong para anak petani agar bersedia menempuh pendidikan perguruan tinggi melalui program beasiswa untuk keluarga miskin agar ketika lulus bisa mendapat pekerjaan yang layak dan  memperbaiki perekonomian keluarga. 

“Kita dorong anaknya jadi petani, tapi percuma karena macul (mencangkul) tidak bisa, (takut) tangannya kasar, gosong, dan sebagainya. Maka sekolahnya harus yang tinggi. Kalau tidak punya uang, kita ‘kan punya program beasiswa untuk keluarga miskin,” jelasnya.

Seperti program yang selalu ia gaungkan, “1 Keluarga Miskin 1 Sarjana”. Namun, Ganjar berharap para anak petani ini memilih pendidikan perguruan tinggi di bidang pertanian juga agar perjuangan orang tuanya sebagai petani dapat diteruskan dengan sistem yang lebih modern. 

“Sehingga kalau mereka melanjutkan spirit perjuangan bapaknya yang bekerja sebagai petani, mungkin pertanian akan jauh lebih modern. Saya bayangkan kalau itu anak-anak muda, maka mekanisasi dan modernisasi akan berjalan,” tuturnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkar.news)