Wedang Mawar, Kuliner Unik dari Rembang yang Makin Digemari

Wedang Mawar Kuliner Unik dari Rembang yang Makin Digemari 1

REMBANG, LINGKAR – Desa Kajar, yang terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, terkenal tidak hanya karena sumber airnya yang melimpah namun juga karena kekayaan kuliner uniknya, wedang bunga mawar. Dikelilingi oleh keindahan alam dan udara sejuk khas pegunungan Lasem, desa ini menawarkan lebih dari sekadar pemandangan hijau yang menenangkan mata.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga, Mudayanah, mengungkapkan kepada kami bahwa tradisi membuat wedang mawar di Desa Kajar telah berlangsung sejak tahun 2016, dengan bantuan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Rembang. Ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan potensi tanaman bunga mawar yang melimpah di desa dan membina kelompok wanita tani.

Wedang mawar, yang kini menjadi minuman khas desa, menarik minat tidak hanya dari warga lokal tapi juga dari pengunjung dari kota-kota seperti Semarang dan Jember, Jawa Timur. Menurut Mudayanah, seorang pembeli dari Jember bahkan pernah membeli hingga 50 botol wedang mawar untuk dibawa pulang.

Produksi wedang mawar ini dilakukan dengan memadukan bunga mawar segar dengan bahan-bahan alami lain seperti jahe, serai, kayu secang, dan gula. Minuman ini dipercaya memiliki manfaat kesehatan dan kecantikan, mulai dari meningkatkan imunitas hingga merawat kulit.

Namun, para produsen wedang mawar di Desa Kajar menghadapi tantangan, terutama saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, dimana harga bunga mawar mengalami kenaikan signifikan. “Kendala biasanya menjelang lebaran. Harga mawar bisa naik menjadi Rp 2 ribu sampai Rp. 3 ribu per tangkai,” ungkap Mudayanah, menambahkan bahwa kondisi ini kadang-kadang mempengaruhi keuntungan mereka.

Dukungan penuh datang dari pemerintah desa, seperti yang diungkapkan oleh Wahyu Tri Utami, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kajar. “Pemerintah Desa aktif membantu promosi, baik melalui bazar, penyajian wedang mawar kepada tamu yang datang, hingga fasilitasi dana produksi,” tutur istri Kepala Desa Kajar tersebut.

Wedang mawar Desa Kajar menawarkan cerita tentang bagaimana sebuah komoditas lokal bisa menjadi daya tarik yang mengundang rasa ingin tahu dan apresiasi dari luar daerah, sekaligus memberikan pelajaran tentang pentingnya mendukung produk lokal di tengah tantangan yang ada. (ADAM – LINGKAR)